Jumat, 16 Juli 2021

2.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI

TUGAS

2.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI

OLEH :

DESY APRIANA

CGP ANGKATAN 2 BANDAR LAMPUNG

 

1.a. KESIMPULAN TENTANG PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid ( Tomlinson 2000). Pada proses pembelajaran berdiferensiasi ini lebih menekankan pada kebutuhan individu, dimana kita tahu bahwa murid pada kenyataannya merupakan pribadi yang unik dan mempunyai ciri khas masing-masing. Anak yang terlahir dengan kondrat alam dan zamannya yang membutuhkan seorang guru yang dapat menuntun lakunya bukan kodratnya. Melihat kondisi ini guru harus lebih memperhatikan kebutuhan belajar karena telah meyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda  dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran tersebut guru memetakan dulu kebutuhan belajar murid dengan menerapkan 3 aspek penting, yaitu belajar murid, minat murid dan profil belajar murid

 1.b. BAGAIMANA MENERAPKAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI KELAS

Pada pelaksanaan awal guru menyusun terlebih dahulu sebuah RPP berdifernsiasi, dengan memetakan dan mengkatagorikan dahulu kondisi siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya. Guru bisa membuatnya dalam sebuah table tentang pemetaan yang dilakukan seperti table dibawah ini :


Setelah melakukan pemetaan diatas, selanjutnya adalah menyusun RPP berdiferensiasi.

2. BAGAIMANA PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID DAN MEMBANTU MENCAPAI HASIL BELAJAR YANG OPTIMAL ?

Pembelajaran berdiferensi  dilakukan dengan tujuan memberikan pembelajaran sesuai dengan kondisi murid dengan memperhatikan minat dan bakat. Pembelajaran dilakukan yang melihat kondisi murid akan lebih memudahkan guru untuk memperikan pembelajaran sesuai kesiapan belajar murid, minat, dan profil belajar murid. Dengan begitu tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai.

 

3. KESIMPULAN TENTANG PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus melaksanakannya dengan melihat kondisi murid yang penuh keberagaman. Pada saat menerima pembelajaran, murid dengan segala kelebihan dan kekurangannya haruslah di sesuaikan bagaimana cara pemberian pelaksanaaan pembelajaran. Pembelajaran akan lebih menyenangkan siswa apabila guru melaksanakannya sesuai dengan minat dan bakat murid. Dalam proses pembelajaran, murid ada yang lambat, sedang dan cepat dalam menerima pembelajaran, begitu juga ada murid yang mempunyai gaya belajar yang berbeda pula yaitu visual, audio dan kinestetik. Semua kondisi itu harus diperhatikan oleh guru dan harus bisa diakomodir dalam proses pembelajaran. 

Guru yang memahami mengajar dengan kebutuhan murid akan mencari setiap kesempatan untuk mengenal murid dengan lebih baik lagi. Dengan melihat percakapan individu, diskusi kelas, pekerjaan murid dan observasi adalah cara untuk terus mendapatkan wawasan tentang apa yang paling berhasil untuk setiap muridnya. Pembelajaran berdiferensiasi  penting dilakukan dalam rangka mewujudkan visi yang berpihak pada murid guna mewujudkan profil pelajar Pancasila yang merdeka belajar.



 

Sabtu, 03 Juli 2021

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

TUGAS MODUL 1.4.a.10.2

AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF - FORUM BERBAGI AKSI NYATA



Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata

1. Latar Belakang

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagaiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Agar dapat menuntun kodrat anak, maka seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai dan menjalankan perannya sebagai guru penggerak.

Guru Penggerak dalam menjalankan tugasnya, setelah memahami Filosofi KHD, kemudian mengetahui nilai -nilai dan peran guru penggerak, maka selanjutnya seorang guru penggerak harus memiliki sebuah visi guru penggerak, dengan cara pemetaan kekuatan pencapaian visi, dengan cara melakukan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan model BAGJA. Inkuiri Apresiatif, dikenal dengan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dimulai mengidentifikasi hal baik apa yang ada di sekolah, bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik lagi. Hal-hal ini dilakukan dengan menerapkan BAGJA yang terdiri dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi.

Selanjutnya, seorang guru penggerak harus menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif disekolah yang berpihak pada murid. Budaya positif adalah kebiasaan yang harus dilakukan secara terus menerus agar menjadi karakter. Guru harus menyiapkan murid dimasa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi juga berdampak pada masyarakat. Karakter yang diharapkan adalah yang mengacu pada profil pelajar Pancasila yaitu pelajar Indonesia yang sepanjang hayatnya memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang terbangun utuh melalui ke-6 dimensi pembentuknya. Salah satu contoh penerapan budaya positif adalah membuat kesepakatan kelas. Dalam Menyusun kesepakatan kelas ini guru bertanya kepada muri tentang kelas impian dan harapannya tentang kelas impian para murid. Hal ini dilakukan untuk mendorong motivasi intrinsik pada diri murid dalam pembentukan karakter positif.


2. Tujuan

Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

1. Menumbuhkan karakter murid melalui budaya positif

2. Menumbuhkan sikap tanggungjawab pada diri murid atas inspirasi ide dalam kesepakatan kelas

3. Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada murid

4. Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain


3. Tolak Ukur

Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :

1. Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik

2. Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada kegiatan pembelajaran

3. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid

4. Dokumentasi proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas


4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan

Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

1. Berkoordinasi dengan walikelas dan murid terkait pelaksanaan aksi nyata

2. Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata

3. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

4. Melakukan kesepakatan kelas bersama murid

5. Menyusun kesepakatan kelas berdasarkan ide dan masukan para murid

6. Menyampaikan kembali kesepakatan kelas apakah sudah sesuai dengan keinginan dan harapan mereka

7. Kesepakatan kelas yang sudah disetujui dibuat dalam bentuk poster dan di di share dalam group whatsapp.


5. Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan aksi nyata yang telah disusun, tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan yaitu dukungan dari :

1. Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan program yang terstruktur dan sistematis

2. Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif

3. Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal pembentukan karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.


6. Pembelajaran yang didapatkan

Faktor Pendukung (keberhasilan) :

1. Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid

2. Usulan ide dan harapan murid dapat tersalurkan

3. Harapan tentang kelas impian oleh murid

Faktor penghambat (kegagalan)

1. Perbedaan karakteristik murid yang beragam

2. Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses dan waktu

7. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

1. Pembuatan kesepakatan kelas harus di laksanakan di setiap kelas

2. Kesepakatan kelas yang telah dibuat selain ditempel di kelas, perlu juga dicetak dan dilampirkan dalam buku Raport, dengan tujuan meningkatkan komunikasi orangtua dengan pihak sekolah

3. Lingkungan dan elemen sekolah bersinergi bersama-sama konsisten dalam melaksanakan budaya positif.


Bandar Lampung, 3 Juli 2021

Desy Apriana, CGP Angkatan 2 Bandar Lampung




3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya oleh : Desy Apriana, S.E., M.Pd SMP Al Kautsar Bandar Lampung CGP Angkatan 2...