Kamis, 08 Agustus 2019

GENERASI MUDA CERDAS BERAKHLAK MULIA
UNTUK NEGARA KUAT BERMARTABAT
Oleh
Desy Apriana

Generasi muda adalah asset bangsa, dan merupakan pilar kebangkitan bangsa. Masa depan suatu bangsa terletak di genggaman para generasi muda,  artinya baik buruknya suatu  bangsa di masa datang di tentukan oleh baik buruknya generasi muda di masa kini. Kualitas generasi muda menjadi perhatian penting dalam rangka mempersiapkan pembangunan pada masa kini dan masa yang akan datang.  Generasi muda harus bisa berperan  melanjutkan estafet perjuangan, dituntut untuk dapat berfikir panjang, banyak melakukan hal-hal positif, bijak dalam menentukan sikap, berkarakter, berdaya saing tinggi dan memiliki etos kerja tinggi dalam menghadapi tantangan global.

Istilah "Generasi Muda" secara etimologi berasal dari dua kata, yaitu generasi dan muda. Kata "generasi" berarti angkatan atau turunan (Dep P dan K 1999); dan kata "muda" yang berarti belum lama ada. Generasi muda berarti angkatan atau turunan yang belum lama hidup. Dalam pengertian pertama ini nampaknya belum begitu jelas apa esensi generasi muda yang dimaksud dalam pembahasan ini. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) generasi muda berarti generasi yang akan melanjutkan generasi sebelumnya.

Kata generasi muda tidak cukup diartikan berdasarkan ilmu kebahasaan (etimologi) saja, tetapi perlu dilihat arti secara terminologi (istilah). Menurut Suraiya,” Generasi muda adalah bagian suatu generasi yang sedang menjalani giliran mengelola kehidupan masyarakat dan kenegaraan “ (Suraiya 1985). Suryono Sukanto mengartikan generasi muda adalah     “Sekelompok orang muda yang lahir dalam jangka waktu tertentu” (Suryono Sukanto 1993). Selanjutnya Hartini dan Kartasapoetra menamakan “ Generasi muda sebagai angkatan kaum muda “(Hartini dan Karta sapoetra 1992).
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa generasi muda adalah kelompok, golongan, angkatan, kaum muda yang hidup dalam jangka waktu tertentu, di mana mereka memiliki tugas untuk melanjutkan pembangunan bangsanya sebagaimana tugas-tugas para angkatan yang hidup sebelum mereka.

Dalam menciptakan generasi muda sesuai harapan bangsa, Pemerintah harus memperhatikan juga pendidikan di pelosok desa sampai ke pedalaman. Pendidikan jangan hanya untuk anak-anak yang tinggal di kota besar, melainkan untuk anak-anak yang berada di derah terpencil harus menjadi perhatian khusus. Jangan pernah ada satu anak pun di Indonesia yang tidak merasakan manisnya pendidikan di bangku sekolah. Pantau dan tumbuhkan selalu semangat dan pentingnya belajar agar calon-calon generasi muda  menjadikan belajar adalah  sebuah kebutuhan yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Bangun gedung dan lengkapi sarana prasarana di sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil. Sediakan dan siapkan guru-guru yang mumpuni, berikan kesejahteraan kepada guru-guru tersebut agar dapat bekerja dengan lebih  semangat lagi. Jangan pernah ada pembedaan antara  sekolah kota dan desa. Semua anak Indonesia harus mempunyai kesempatan yang sama untuk bersekolah karena pendidikan merupakan jalan pembebasan dari segala bentuk penjajahan fisik dan pikiran, karena dengan ilmulah kita menuju kemuliaan.

Generasi muda sebagai penerus bangsa tidak cukup dengan hanya cerdas saja, tapi juga harus berahlak mulia. Tidak dapat dipungkiri, di era globalisasi sekarang ini, mempersiapkan generasi muda  untuk menjadi generasi muda yang cerdas apalagi yang berahlak mulia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan, tekad yang kuat dan kerjasama penuh semua elemen bangsa, terlebih lagi melihat kondisi perkembangan zaman sekarang ini yang semakin menyesatkan.


Kata “akhlakdalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan akhlak, moral, etika, watak, budi pekerti, tingkah laku, perangai dan kesusilaan. Istilah-istilah akhlak juga sering disetarakan dengan istilah etika. Sedangkan kata yang dekat dengan etika adalah moral.  Jadi dapat dipahami bahwa akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran atau pemaksaan. Sering pula yang dimaksud akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik dan buruk.

Perkembangan zaman tak luput dari merosotnya akhlak para generasi muda  bangsa Indonesia. Walaupun tidak bisa di generalisasi, cukup banyak  ditemui anak-anak yang tidak menghormati bahkan  melawan orang tua dan guru. Masih ada dari mereka yang tidak memiliki kepedulian  sosial dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar, perkelahian atau tawuran antar sekolah, pergaulan hingga berpacaran yang sudah kelewat batas, tidak santun kepada orang yang lebih tua dan masih banyak prilaku-prilaku tidak baik lainnya.  Di sekolah pastinya hal-hal kebaikan sudah diajarkan diajarkan ilmunya oleh para guru di sekolah tapi dirasa masih belum mengena dan tidak dipungkiri ilmu-ilmu kebaikan tersebut dianggap seperti angin lalu hanya sebagai pengetahuan teoritis saja.

Mengapa itu semua terjadi? Lingkunganlah yang membentuk mereka seperti itu. Bagaimana tidak? Contoh kecil adalah adanya televisi sebagai wujud dari perkembangan zaman malah menyuguhkan tontonan-tontonan yang mengajarkan melawan orang tua atau guru, pacaran, berfoya-foya dengan pola gaya hidup bebas, perkelahian, dan masih banyak prilaku-prilaku negatif lainnya yang dilakukan yang pasti banyak mudharatnya.

Selain televisi, ditambah adanya internet sebagai wujud modernisasi pun malah menjerumuskan para generasi muda  untuk terlena, berlama-lama berselancar di media sosial yang pada akhirnya membuat mereka  lupa untuk belajar, lupa untuk senantiasa berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan. Itulah kenyataannya. Tak sedikit para generasi muda yang terpengaruh dengan tontonan-tonanan yang ada. Tak sedikit generasi muda terjerumus, tersandung kasus akibat sosial media.
Untuk mewujudkan generasi muda yang cerdas, beretika dan berahlak mulia adalah tugas semua elemen bangsa. Keluarga, lingkungan sampai pemerintahan, semuanya   harus bersinergi untuk mewujudkan keinginan  tersebut. Peran dari keluarga dan lingkungan merupakan faktor penting  dalam proses pembentukan generasi yang sesuai dengan harapan bangsa. Keluarga,  yang merupakan  lingkungan terkecil dalam masyarakan pada masa kini belum sepenuhnya menjalankan tugas  dengan baik. Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi sosialisasi, yaitu keluraga harus berperan tidak hanya mensosialisasikan tentang norma-norma tapi juga tentang etika dan keteladanan. Faktanya, banyak ditemukan dan tidak bisa ditutupi bagaimana krisisnya etika yang masih minim dimiliki generasi muda, sangat jauh untuk bisa mengembangkan dan menerapkan sikap-sikap sosial dalam kehidupan sehari-hari. 

Kita mungkin sering melupakan bahwa apa yang anak lihat dari figure orang tuanya, maka itu yang akan ia tiru. Atau singkat kata perilaku anak adalah cerminan dari perilaku orang tua. Tidak hanya contoh dari orang tuanya, guru-guru di sekolah dan orang-orang di lingkungan terdekat  harus selalu memberikan ketauladanan dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu para generasi muda akan terbiasa dan meniru hal-hal baik dan melakukan prilaku-prilaku mulia yang telah dilakukan orang-orang sekitarnya.

Teringat sebuah kisah dimasa silam tentang teladan-teladan  yang diberikan oleh sang ibu.  disadari atau tidak, Ibu mengajarkan kepada anaknya bagaimana caranya berbagi. Berbagi sesuai dengan kemampuannya. Sebagai contoh ketika di rumah terdapat makanan berlebih sang ibu menyuruh sang anak untuk memberi tetangga sebelah rumah, dan itu terjadi tidak hanya sekali dua kali. Ketika teman anak-anak  ibu tersebut bermain ke rumah, tak segan ibu menyuruh mereka untuk makan bersama dengan lauk seadanya. Dan itu terjadi tidak hanya dengan satu atau dua orang teman anaknya. Diperjalanan hidup anaknya, ia akan menjadi anak yang peka terhadap lingkungan dan tidak pelit. Contoh kecil lainnya adalah ketika ada orang tua ramah dengan orang yang ia temui, si anak akan meniru, dan ramah terhadap orang lain. Karakter tersebut mendarah daging di tubuhnya, sehingga ramah sudah melekat dalam tradisi keluarga tersebut.

Jangan bermimpi menjadikan negara Indonesia bebas dari korupsi, kalau masih saja pada kenyataannya orang-orang yang menjadi panutan malah melakukan hal-hal buruk seperti itu. Tontonan tentang perselisihan orang-orang dewasa bahkan pada lembaga terhormat tidak lagi menjadi tabu untuk  dilihat generasi muda yang pada akhirnya hal-hal tersebut akan diaggap menjadi lumrah.

Jadi, sekarang tugas yang harus dilaksanakan oleh keluarga, sekolah  dan lingkungan sekitar kita, memilih sikap apa yang akan kita ambil supaya seorang anak  berperilaku baik dalam arti sesungguhnya. Semuanya harus bersama-sama dalam memberikan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.  Karena 1 teladan sungguh jitu dibanding dengan 1000 nasihat, dan itu  benar adanya. Generasi muda tidak butuh dicekoki dengan banyaknya  teori-teori  kebaikan yang memusingkan seorang anak, tapi mereka lebih butuh sebuah keteladanan yang real ada di depan mata mereka.

Indonesia membutuhkan  generasi muda cerdas sehingga  pendidikan menjadi sebuah keharusan dan tidak bisa di tawar-tawar lagi. Pendidikan Indonesia harus maju, sarana dan  prasarana serta guru, harus menjadi perhatian khusus.  Selain generasi muda cerdas, Indonesia membutuhkan generasi muda beretika dan berahlak mulia, selayaknya keluarga, lingkungan dan semua elemen pemerintahan dalam kehidupan dapat  memberikan ketauladanan dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu generasi muda akan terlahir dari lingkungan yang baik dan mulia. Perilaku anak-anak bangsa adalah cerminan dari perilaku orang tuanya, lingkungan dan kehidupan sekitarnya. Dengan begitu  bangsa Indonesia akan memiliki para generasi muda yang berkualitas yang dapat memajukan bangsa dan membawa harum nama Indonesia di mata dunia. Generasi muda cerdas berahlak mulia akan menjadikan  negara kuat bermartabat. Majulah Indonesia.

***********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya oleh : Desy Apriana, S.E., M.Pd SMP Al Kautsar Bandar Lampung CGP Angkatan 2...