Minggu, 07 November 2021

3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya



3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

oleh :
Desy Apriana, S.E., M.Pd
SMP Al Kautsar Bandar Lampung

CGP Angkatan 2 Kota Bandar Lampung



Senin, 18 Oktober 2021

Tugas Modul 3.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual

Tugas Modul 3.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual

Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

 

LATAR BELAKANG

Banyak dari murid kita belum mengetahui dengan dunia literasi dan beranggapan bahwa literasi hanya fokus pada membaca saja, sehingga mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan literasi. Literasi tidak sekedar membaca, namun mencakup menulis dan juga keterampilan berpikir menggunakan dengan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi ini menjadi  keterampilan penting dalam hidup. Dalam dunia Pendidikan tentunya sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri murid sangat memengaruhi tingkat keberhasilannya dalam belajar, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.Tidak dapat dipungkiri kalangan generasi muda Indonesia  khususnya murid belum tertanam kecintaannya pada membaca dan menulis, masih sangat kurang kesadaran siswa akan minat dalam mengembangkan ketrampilan membaca dan menulis sehingga perlunya  dikembangkan kemampuan literasi bagi siswa yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari siswa itu sendiri menjadi  pribadi yang intelek dan memiliki keterampilan berliterasi dengan baik.

SMP AL Kautsar mempunyai Visi Unggul Islami dan Global. Dari Salah satu visi tersebut pada kata Unggul bahwa sekolah berkomitmen membentuk siwa yang unggul berkualitas, salah satunya dengan memiliki  kemampuan literasi yang baik sehingga  menjadikan mereka nantinya  menjadi pribadi yang intelek dan memiliki ketrampilan dalam literasi.  Melakukan program yang berampak pada murid dan berfokus pada pembentukan karakter merupakan salah satu upaya membentuk dan melatih kemampuan murid secara terus menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik dalam rangkai mencapai enam ciri utama  profil pelajar Pancasila yaitu : beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif

 

TAHAPAN BAGJA

B (BUAT PERTANYAAN)

Bagaimana cara menumbuhkan karakter positif murid dalam bidang literasi

 Tindakan yang dilakukan :

1.     Membuat Perlombaan yang berkaitan dengan literasi pada bulan Bahasa (Oktober)

2.     Mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) penulisan Puisi

 

A (AMBIL PELAJARAN)

Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk memperkenalkan Literasi pada murid?

Tindakan yang dilakukan :

1.     Peringatan bulan Bahasa dengan rangkaian lomba literasi

2.     Melibatkan guru Bahasa Indonesia untuk mensukseskan acara ini

 

G (GALI MIMPI)

Hal positif apa yang diharapkan tumbuh setelah murid mengikuti kegiatan literasi ini ?

 Dengan adanya Kegiatan Literasi ini, murid diharapkan :

1.     Memiliki kemampuan dalam membaca dan menulis

2.     Menunjukan budaya gemar membaca dan menulis

 

J (JABARKAN RENCANA)

Berapa lama target untuk merencanakan kegiatan Literasi ini?

Apa Tindakan-tindakan yang mendukung dalam merancang kegiatan Literasi ini ?

Bagaimana mengukur dan memajukan Langkah ?

 Tindakan yang dilakukan :

1.     Membuat capaian realistis dengan membuat time  schedule atau program yang lebih terperinci

2.     Membentuk kepanitiaan dengan cara berkolaborasi dengan rekan guru dalam merencanakan kegitan literasi sekolah

3.     Melakukan evaluasi dan laporan

 

A (ATUR EKSEKUSI)

Siapa saja yang akan saya libatkan dan masing-masing berperan sebagai apa dalam pelaksanaan program literasi ini ?

Kapan usaha merencanakan kegiatan literasi ini mulai dilakukan ?

Yang dilibatkan dalam pelaksanaan program literasi ini adalah :

1.     Kepala sekolah sebagai peanggung jawab

2.     Walikelas sebagai pengawas dan pembimbing dikelasnya masing-masing

3.     Seluruh guru khususnya guru Bahasa Indonesia

 

MELR

Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting (MELR) adalah strategi yang digunakan untuk memonitoring dan mengevaluasi program sekolah yang dilaksanakan. MELR ini berfungsi untuk mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal yang tidak diduga yang secara potensial dapat menghambat jalannya program yang dilaksanakan.

 

PENERAPAN MELR

1.     RENCANA MONITORING

Pertanyaan kunci evaluasi program Literasi di SMP AL KAUTSAR

ü  Bagaimana Program Literasi Sekolah ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis?

ü  Apa yang telah dicapai setelah melaksanakan  prpgrm Literasi  Sekolah ?

ü  Hambatan apa yang ditemukan pada pelaksanaan program Literasi Sekolah ?

 

2.     FOKUS MONITORING

Bagaimana Program Gerakan Literasi Sekolah ini dilaksanakan ?

 Pertimbangan pemilihan :

Untuk memastikan program dapat berjalan dengan lancar baik murid maupun guru yang terkait dapat menjalankan tugas sesuai dengan program yang dibuat.

 Pertanyaan utama Monitoring :

Bagaimana keterlibatan dan sikap murid dalam menjalankan program Gerakan Literasi sekolah ini ?

 

3.     METODE PENGOLAHAN DATA

Pertanyaan monitoring :

a.     Apakah setiap murid menjalankan perannya masing-masing dalam mempraktekan yang dilaksanakan?

b.     Bagaimana kemampuan murid setelah mengikuti program ini?

c.     Langkah apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki jika terdapat kelemahan dari program yang dilaksanakan? 

Sumber Informasi :

Guru, murid

Metode :

Wawancara, Observasi dan dan Survey

Kapan dan bagaimana:

Sedang berjalan

 

4.     STRATEGI PENGOLAHAN DATA

Pertanyaan monitoring :

1.     Bagaimana pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah di SMP AL Kautsar ?

2.     Apakah setiap murid dapat mengikuti program dengan baik

3.     Apa yang dicapai dari pelaksanaan program yang telah dilaksanakan ?

Data yang terkumpul :

1.     Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan

2.     Murid dapat mengikuti kegiatan program ini

3.     Secara bertahap murid dapat menerapkan kemampuan yang dimiliki dalam hal literasi

Kesimpulan :

Kegiatan akan berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan

Catatan Khusus:

Program Literasi perlu ditingkatkan dengan melalukan pendampingan khusus bagi siswa yang ingin mempelajari lebih dalam tentang literasi.

 

5.  PEMBELAJARAN PROGRAM

          Faktor-faktor Pendukung pelaksanaan program :

          1. Visi dan Misi yang dipahami oleh seluruh warga sekolah

          2. Kerjasama antar warga sekolah yang baik

          3. sarana penunjang yang dapat digunakan dengan maksimal

 

 

          Faktor-faktor penghambat program :

          Belum pernah ada Kerjasama dengan  narasumber yang terkenal

 

          Pembelajaran :

          Seluruh warga sekolah berkomitmen untuk membudayakan program Gerakan Literasi Sekolah ini sebagai penumbuhan dan penguatan  kemampuan murid dalam berliterasi.

 

     6.  PELAPORAN PROGRAM

          GAMBARAN UMUM PROGRAM :

          Program Gerakan Literasi sekolah adalah salah satu upaya menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam bidang literasi. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan terprogram dalam setiap tahunnya dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini terprogram dalam rangka ikut menyemarakan buklan Bahasa dimana murid diharapkan punya kemampuan berliterasi dengan baik. Dalam pelaksanaannya murid antusiasdan program ini dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diprogramkan.

 

          Deskripsi Pelaksanaan Program :

            1. waktu pelaksanaan program :

                 Diadakan pada Bulan Oktober

 

             2. Strategi Pelaksanaan Program :

                Berbagi peran dan Bersama-sama berkomintmen ahgar program ini berjalan dengan baik                dan lancar.

 

          3. Faktor Pendukung dan Penghambat program :

              Faktor pendukung program ini adalah Kerjasama antar warga sekolah yang bak,                             sedangkan factor penghambat program ini adalah belum dilakukan kerja sama /                

               mengundang  narasumber yang terkenal yang bisa lebih membuat program ini    menjadi lebih 

               semarak.

 

          4. Hasil Pelaksanaan program :

            Dalam melaksanakan program, selalu diadakan evaluasi dan dilaporkan pada selesai kegiatan   dilaksanakan. Berdasarkan partisipasi dari berbagi pihak sangat lancar,    dan program ini               berkesinambungan dan rutin dilaksanakan yang tentunya akan  selalu ada perbaikan-    perbaikan sehingga program ini semakin tahun dapat terselenggara dengan lebih baik lagi.

 

            EVALUASI PROGRAM :

            Evaluasi program melalui wawancara dan  observasi yang dilakukan demi suksesnya                 program ini dilaksanakan.

 

            PEMBELAJARAN PROGRAM :

            Pembelajaran yang didaat dari program ini adalah terciptanya kemampuan murid  yang           berliterasi dengan baik, sehingga menjadi murid yang unggul seperti yang udah dijabarkan    dalam visi sekolah.

 

 

PENUTUP

Dalam perancanaan hingga pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah ini tentunya tidak terlepa dari Kerjasama berbagai pihakbaik didalam maupun diluar lingkungan sekolah. Dengan adanya program ini diharapkan para murid semakin lebih bersemangat lagi untuk membaca dan menulis, dan untuk mengarsip sebagai dokumentasi fisik akan direncakan terbitnya sebuah buka yang menampung berbagai tulisan baik dalam penulisan cerpen, puisi maupun pantun dari para murid sebagai benuk apresiasi kepada mereka karena telah mengikuti program Gerakan Literasi Sekolah ini dengan baik.

 

****************

 

Senin, 30 Agustus 2021

STRATEGI MENGAJAR IPS DI MASA PANDEMI COVID

STRATEGI MENGAJAR IPS DI MASA PANDEMI COVID

Oleh  

Desy Apriana, S.E., M.Pd.

Menjadi seorang guru di sebuah SMP Swasta di kota Bandar Lampung, dan mengajar para siswa yang duduk di kelas 7 adalah  sebuah  tantangan tersendiri bagi saya, terlebih lagi saat mengajarkan mata pelajaran IPS di masa Pandemi seperti sekarang ini. Pandemi COVID telah berdampak pada semua lini kehidupan, terlebih lagi dalam dunia pendidikan. Guru yang biasanya berhadapan langsung dengan siswa kini dipaksa untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mengajar secara Daring tidak semudah ketika kita mengajar secara tatap muka. Hal inilah yang menjadi sebuah tantangan besar bagi saya untuk dapat tetap melaksanakan pembelajaran dengan baik bagi siswa di masa Pandemi COVID seperti sekarang ini.

Saat 3 bulan permulaan belajar Daring, permasalahan besar dalam pembelajaran IPS itu muncul. Siswa menjadi kurang bersemangat dan jenuh, mereka terrlihat duduk terpaksa di depan perangkat HP atau lapatopnya masing-masing dengan penuh rasa gelisah. Anak-anak menjadi kurang antusias dan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran yang saya sampaikan secara virtual. Hal ini lah yang membuat prestasi akademik mereka di pelajaran IPS menjadi rendah. Setiap selesai diadakan kegiatan penilaian, mereka banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM sehingga akhirnya dilakukan remedial untuk para siswa tersebut. Hal ini lah yang membuat saya harus berpikir keras mencari jalan bagaimana cara untuk memperbaiki pembelajaran bagi para siswa saya agar hal ini tidak berlarut-larut terjadi dalam pembelajaran IPS.

Di bulan ke lima saya melakukan langkah berbeda. Saya bertekad mencari jalan agar dalam kegiatan pembelajaran IPS secara daring siswa menjadi lebih antusias, dan lebih mudah menerima pelajaran. Saya harus segera mencari gagasan baru dan melaksanakannya agar pembelajaran IPS secara Daring ini terlaksana efektif dan menyenangkan. Saya mencoba mengajar secara inovatif yaitu dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, saya mulai membuat video pembelajaran sendiri yang selanjutnya video tersebut bisa diakses, dilihat dan  dinikmati oleh para siswa saya kapan saja dan dimana saja, karena saya melihat mereka butuh pembelajaran yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan dalam mencari sumber belajar. Saya semakin memperdalam ilmu dalam produksi video sehingga bisa menghasilkan video yang layak dan baik untuk dijadikan bahan sumber belajar.

Apresiasi para siswapun menunjukan hal positif saat saya menyampaikan pembelajaran melalu cara yang berbeda yaitu video. Menjadi sebuah kebanggaan sendiri bagi mereka apabila melihat video hasil buatan gurunya sendiri terlebih lagi apabila divideo itu memunculkan nama sekolah dan menampilkan lingkungan sekolah tempat mereka menimba ilmu. Selain itu saya pun mendalami lagi tentang penggunaan teknologi dalam mengajar Daring, dengan mengikuti pelatihan guru belajar.id yang di laksanakan oleh kementrian Pendidikan, saya mendapatkan ilmu yang bisa saya terapkan dalam melaksanakan pembelajaran Daring sehingga menjadi pembelajaran yang berbasis teknologi.

Tidak berhenti disitu saja, saya mulai  mengonsep dan melaksanakan pembelajaran yang interaktif. Kalau biasanya pembelajaran dilakukan hanya dengan metode ceramah yang tentu saja metode ini menimbulkan kejenuhan bagi siswa, kini sayapun sudah terbiasa melibatkan seluruh siswa untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran Daring yang saya lakukan. Saya mulai bervariasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara  pembelajaran disksusi kelompok secara virtual dengan mengoptimalkan aplikasi pada sebuah platform Zoom maupun Google meet. Di Luar dugaan, para siswapun bisa melakukan pembelajaran dengan metode diskusi tersebut dengan baik sesuai arahan saya, mereka semuanya menjadi aktif, terlibat langsung dan bersemangat untuk dapat menampilkan hasil diskusi dengan baik pada saat presentasi hasil kelompok. Dan ternyata para siswa saya dapat menyajikan presentasi dengan sangat baik dan hal ini lah yang membuat proses pembelajaran dikelas saya menjadi lebih menarik dan bermakna. Pembelajaran IPS kini sudah jauh lebih menyenangkan sehingga waktupun berjalan tanpa terasa. Selanjutnya, setelah para siswa menyampaikan hasil diskusinya, saya memberikan kesempatan untuk masing-masing kelompok menyetorkan hasil diskusi kelompoknya dalam bentuk video, tiktok, poster digital, PPT ataupun tulisan lainnya sesuai kemampuan kelompok masing-masing. Hal ini ditanggapi positif oleh para siswa saya terbukti saat pengumpulan tugas masing masing kelompok meyetorkan hasil diskusinya dengan cara-cara yang berbeda.

Untuk menjadikan pembelajaran saya menjadi pembelajaran yang menyenangkan, sayapun mulai memasukan  kegiatan Ice Breaking untuk memusatkan pikiran para siswa saya dalam belajar. Ice Breaking atau bermain tebak-tebakan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa saya, dengan menggunakan kolom chat dalam aplikasi Googgle Meet menjadi wadah mereka untuk menjawab pertanyaan yang saya lontarkan, ataupun menjawab langsung setelah menekan tombol rise a hand, membuat seluruh siswa saya terlibat dan terfokus dengan apa yang saya sampaikan. Hal sekecil apapun yang mereka lakukan saya apresiasi, hal ini lah yang menjadikan siswa saya menjadi menikmati setiap proses pembelajaran yang ada. Sejatinya para siswa yang merupakan anak-anak kehidupannya adalah bermain, itulah yang membuat saya di setiap pembelajaran selalu menyelipkan permainan permainan yang tentunya di sesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari.

Proses tidak pernah menghiyanati hasil, kini dengan semua perubahan yang saya lakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran IPS, para siswa kini  menjadi lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.  Mereka menjadi lebih bersemangat dan menikmati jalannya proses pembelajaran IPS ini. Hal positif lainnya adalah berkenaan dengan prestasi akademik, kini nilai mereka semakin baik terbukti jumlah remedial semakin berkurang pada kegiatan penilaian pembelajaran dan beberapa siswa berhasil mencapai nilai-nilai tinggi yang belum pernah diraih sebelumnya. Satu hal penting yang saya lakukan di setiap akhir pembelajaran adalah refleksi yang saya lakukan bersama para siswa, dan  terkadang sayapun bertanya apakah mereka menikmati kegiatan belajar yang saya berikan. Hal ini adalah cara saya untuk selalu berkomitmen memberikan pembelajaran yang baik untuk mereka disetiap pembelajaran. Para siswa tidak sungkan menuliskan tentang perasaanya di kolom chat Meeting bahwa mereka enjoy dan menuliskan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan menyenangkan. Inilah yang menjadi sebuah kebanggaan bagi saya, walau yang saya rasakan berkaitan dengan yang sudah saya lakukan ini masih jauh dari kata sempurna. Hal terpenting bagi saya adalah saya dapat merubah mindset para siswa bahwa belajar IPS secara Daring sangat menjemukan dan membosankan. Tantangan bagai saya untuk selalu evaluasi dan melakukan perbaikan agar pembelajaran semakin hari bertambah lebih baik lagi.

Dari perjalanan kisah yang saya alami diatas, pentingnya sebuah perubahan, bahwa seorang guru harus mampu menjawab tantangan zaman dan dapat mengajar sesuai kondisi yang ada. Walau telah menjadi guru, jangan pernah berhenti belajar, telebih lagi untuk mempelajari teknologi. Hal ini terjawab oleh saya, di tengah-tengah perjalanan saya meniti karir dimasa pandemi ini, saya diberi kesempatan untuk meningkatkan lagi kemampuan dan kualitas saya dalam mengajar dengan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama 9 bulan, buah hasil dari terpilihnya saya mengikuti seleksi yang cukup berat yang telah saya lalui selama lebih kurang 2 bulan. Mejadi guru adalah tantangan, memberikan yang terbaik untuk para siswa adalah sebuah keharusan. Di abad ke 21 ini para guru menghadapi para siswa milineal, yang ditangannya ada teknologi. Sehingga suka tidak suka, mau tidak mau para gurupun harus melek teknologi agar tidak tertinggal dan kalah pintar dari para siswanya. Memang seorang guru tidak dapat digantikan keberadaannya oleh teknologi tetapi ketika guru dalam mengajar memegang teknologi maka hasilnya adalah trasnspormasi besar dalam bidang pendidikan yang tentunya akan membawa peradaban yang lebih baik lagi.  

Selasa, 03 Agustus 2021

AKSI NYATA – MODUL 2.1

TUGAS MODUL 2.1.a.10

AKSI NYATA – MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 1. Latar Belakang

Pembelajaran berdiferensi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid ( Tomlinson 2000). Pada proses pembelajaran berdiferensiasi ini lebih menekankan pada kebutuhan individu, dimana kita tahu bahwa murid pada kenyataannya merupakan pribadi yang unik dan mempunyai ciri khas masing-masing. Anak yang terlahir dengan kondrat alam dan zamannya yang membutuhkan seorang guru yang dapat menuntun lakunya bukan kodratnya.

Melihat kondisi ini guru harus lebih memperhatikan kebutuhan belajar karena telah meyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda  dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran tersebut guru memetakan dulu kebutuhan belajar murid dengan menerapkan 3 aspek penting, yaitu belajar murid, minat murid dan profil belajar murid.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

  1.  pendataan kebutuhan belajar murid
  2.  mengembangkan pembelajaran dengan pembelajaran berdiferensi
  3.  Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada murid
  4. Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain

3. Tolak Ukur

Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :

  • Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan pembelajaran berdiferensi
  • Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada saat kegiatan pembelajaran
  • Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid
  • Dokumentasi RPP Pembelajaran berdiferensiasi

4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan

Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

  • Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata, dengan menyusun terlebih dahulu sebuah RPP berdifernsiasi
  • memetakan dan mengkatagorikan dahulu kondisi siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya
  •  Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
  • Melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai RPP yang sudah dibuat
  • Refleksi kegiatan pembelajaran berdiferensiasi

5. Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan  tindakan aksi nyata yang telah disusun, tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan yaitu dukungan dari :

  •  Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan program yang terstruktur dan sistematis
  • Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif
  • Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal pembentukan karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. 

6. Pembelajaran yang didapatkan

Faktor Pendukung (Keberhasilan) :

  •  Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid
  •  Usulan ide  murid dapat tersalurkan
  • Harapan tentang pembelajaran yang berpihak pada murid 

Faktor penghambat (kegagalan) :

  •  Perbedaan karakteristik murid yang beragam
  • Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses dan waktu

7. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

  • 1.     Pembuatan RPP berdiferensiasi di setiap materi pembelajaran
  • 2.     Hasil produk morid telah dibuat  ditempel di kelas, perlu juga didokumentasi dan di posting  pada media sosial, dengan tujuan meneumbuhkan rasa kepercayaan diri yang tinggi pada murid


















Jumat, 16 Juli 2021

2.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI

TUGAS

2.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI

OLEH :

DESY APRIANA

CGP ANGKATAN 2 BANDAR LAMPUNG

 

1.a. KESIMPULAN TENTANG PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid ( Tomlinson 2000). Pada proses pembelajaran berdiferensiasi ini lebih menekankan pada kebutuhan individu, dimana kita tahu bahwa murid pada kenyataannya merupakan pribadi yang unik dan mempunyai ciri khas masing-masing. Anak yang terlahir dengan kondrat alam dan zamannya yang membutuhkan seorang guru yang dapat menuntun lakunya bukan kodratnya. Melihat kondisi ini guru harus lebih memperhatikan kebutuhan belajar karena telah meyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda  dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran tersebut guru memetakan dulu kebutuhan belajar murid dengan menerapkan 3 aspek penting, yaitu belajar murid, minat murid dan profil belajar murid

 1.b. BAGAIMANA MENERAPKAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI KELAS

Pada pelaksanaan awal guru menyusun terlebih dahulu sebuah RPP berdifernsiasi, dengan memetakan dan mengkatagorikan dahulu kondisi siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya. Guru bisa membuatnya dalam sebuah table tentang pemetaan yang dilakukan seperti table dibawah ini :


Setelah melakukan pemetaan diatas, selanjutnya adalah menyusun RPP berdiferensiasi.

2. BAGAIMANA PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID DAN MEMBANTU MENCAPAI HASIL BELAJAR YANG OPTIMAL ?

Pembelajaran berdiferensi  dilakukan dengan tujuan memberikan pembelajaran sesuai dengan kondisi murid dengan memperhatikan minat dan bakat. Pembelajaran dilakukan yang melihat kondisi murid akan lebih memudahkan guru untuk memperikan pembelajaran sesuai kesiapan belajar murid, minat, dan profil belajar murid. Dengan begitu tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai.

 

3. KESIMPULAN TENTANG PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus melaksanakannya dengan melihat kondisi murid yang penuh keberagaman. Pada saat menerima pembelajaran, murid dengan segala kelebihan dan kekurangannya haruslah di sesuaikan bagaimana cara pemberian pelaksanaaan pembelajaran. Pembelajaran akan lebih menyenangkan siswa apabila guru melaksanakannya sesuai dengan minat dan bakat murid. Dalam proses pembelajaran, murid ada yang lambat, sedang dan cepat dalam menerima pembelajaran, begitu juga ada murid yang mempunyai gaya belajar yang berbeda pula yaitu visual, audio dan kinestetik. Semua kondisi itu harus diperhatikan oleh guru dan harus bisa diakomodir dalam proses pembelajaran. 

Guru yang memahami mengajar dengan kebutuhan murid akan mencari setiap kesempatan untuk mengenal murid dengan lebih baik lagi. Dengan melihat percakapan individu, diskusi kelas, pekerjaan murid dan observasi adalah cara untuk terus mendapatkan wawasan tentang apa yang paling berhasil untuk setiap muridnya. Pembelajaran berdiferensiasi  penting dilakukan dalam rangka mewujudkan visi yang berpihak pada murid guna mewujudkan profil pelajar Pancasila yang merdeka belajar.



 

Sabtu, 03 Juli 2021

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

TUGAS MODUL 1.4.a.10.2

AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF - FORUM BERBAGI AKSI NYATA



Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata

1. Latar Belakang

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagaiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Agar dapat menuntun kodrat anak, maka seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai dan menjalankan perannya sebagai guru penggerak.

Guru Penggerak dalam menjalankan tugasnya, setelah memahami Filosofi KHD, kemudian mengetahui nilai -nilai dan peran guru penggerak, maka selanjutnya seorang guru penggerak harus memiliki sebuah visi guru penggerak, dengan cara pemetaan kekuatan pencapaian visi, dengan cara melakukan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan model BAGJA. Inkuiri Apresiatif, dikenal dengan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dimulai mengidentifikasi hal baik apa yang ada di sekolah, bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik lagi. Hal-hal ini dilakukan dengan menerapkan BAGJA yang terdiri dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi.

Selanjutnya, seorang guru penggerak harus menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif disekolah yang berpihak pada murid. Budaya positif adalah kebiasaan yang harus dilakukan secara terus menerus agar menjadi karakter. Guru harus menyiapkan murid dimasa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi juga berdampak pada masyarakat. Karakter yang diharapkan adalah yang mengacu pada profil pelajar Pancasila yaitu pelajar Indonesia yang sepanjang hayatnya memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang terbangun utuh melalui ke-6 dimensi pembentuknya. Salah satu contoh penerapan budaya positif adalah membuat kesepakatan kelas. Dalam Menyusun kesepakatan kelas ini guru bertanya kepada muri tentang kelas impian dan harapannya tentang kelas impian para murid. Hal ini dilakukan untuk mendorong motivasi intrinsik pada diri murid dalam pembentukan karakter positif.


2. Tujuan

Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

1. Menumbuhkan karakter murid melalui budaya positif

2. Menumbuhkan sikap tanggungjawab pada diri murid atas inspirasi ide dalam kesepakatan kelas

3. Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada murid

4. Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain


3. Tolak Ukur

Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :

1. Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik

2. Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada kegiatan pembelajaran

3. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid

4. Dokumentasi proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas


4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan

Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

1. Berkoordinasi dengan walikelas dan murid terkait pelaksanaan aksi nyata

2. Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata

3. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

4. Melakukan kesepakatan kelas bersama murid

5. Menyusun kesepakatan kelas berdasarkan ide dan masukan para murid

6. Menyampaikan kembali kesepakatan kelas apakah sudah sesuai dengan keinginan dan harapan mereka

7. Kesepakatan kelas yang sudah disetujui dibuat dalam bentuk poster dan di di share dalam group whatsapp.


5. Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan aksi nyata yang telah disusun, tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan yaitu dukungan dari :

1. Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan program yang terstruktur dan sistematis

2. Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif

3. Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal pembentukan karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.


6. Pembelajaran yang didapatkan

Faktor Pendukung (keberhasilan) :

1. Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid

2. Usulan ide dan harapan murid dapat tersalurkan

3. Harapan tentang kelas impian oleh murid

Faktor penghambat (kegagalan)

1. Perbedaan karakteristik murid yang beragam

2. Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses dan waktu

7. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

1. Pembuatan kesepakatan kelas harus di laksanakan di setiap kelas

2. Kesepakatan kelas yang telah dibuat selain ditempel di kelas, perlu juga dicetak dan dilampirkan dalam buku Raport, dengan tujuan meningkatkan komunikasi orangtua dengan pihak sekolah

3. Lingkungan dan elemen sekolah bersinergi bersama-sama konsisten dalam melaksanakan budaya positif.


Bandar Lampung, 3 Juli 2021

Desy Apriana, CGP Angkatan 2 Bandar Lampung




3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya oleh : Desy Apriana, S.E., M.Pd SMP Al Kautsar Bandar Lampung CGP Angkatan 2...