Desy Apriana, S.E., M.Pd
SMP Al Kautsar Bandar Lampung
tulisan Gado-gado, apa aja deh
Tugas
Modul 3.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual
Pengelolaan
Program yang Berdampak pada Murid
GERAKAN
LITERASI SEKOLAH
LATAR BELAKANG
Banyak dari murid kita belum mengetahui dengan dunia
literasi dan beranggapan bahwa literasi hanya fokus pada membaca saja, sehingga
mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan literasi. Literasi tidak sekedar membaca, namun
mencakup menulis dan juga keterampilan berpikir menggunakan dengan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi ini
menjadi keterampilan penting dalam
hidup. Dalam dunia Pendidikan tentunya sebagian besar proses pendidikan bergantung
pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri
murid sangat memengaruhi tingkat keberhasilannya dalam belajar, baik di sekolah
maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.Tidak
dapat dipungkiri kalangan generasi muda Indonesia khususnya murid belum tertanam kecintaannya
pada membaca dan menulis, masih sangat kurang kesadaran siswa akan minat dalam mengembangkan
ketrampilan membaca dan menulis sehingga perlunya dikembangkan kemampuan literasi bagi siswa
yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari siswa itu sendiri menjadi pribadi yang intelek dan memiliki keterampilan
berliterasi dengan baik.
SMP AL Kautsar mempunyai Visi Unggul Islami dan
Global. Dari Salah satu visi tersebut pada kata Unggul bahwa sekolah berkomitmen
membentuk siwa yang unggul berkualitas, salah satunya dengan memiliki kemampuan literasi yang baik sehingga menjadikan mereka nantinya menjadi pribadi yang intelek dan memiliki
ketrampilan dalam literasi. Melakukan
program yang berampak pada murid dan berfokus pada pembentukan karakter
merupakan salah satu upaya membentuk dan melatih kemampuan murid secara terus
menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik dalam rangkai
mencapai enam ciri utama profil pelajar
Pancasila yaitu : beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif
TAHAPAN BAGJA
B (BUAT PERTANYAAN)
Bagaimana cara menumbuhkan karakter positif murid dalam
bidang literasi
Tindakan yang dilakukan :
1. Membuat
Perlombaan yang berkaitan dengan literasi pada bulan Bahasa (Oktober)
2. Mengadakan
Bimbingan Teknis (Bimtek) penulisan Puisi
A (AMBIL PELAJARAN)
Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk memperkenalkan Literasi
pada murid?
Tindakan yang dilakukan :
1. Peringatan
bulan Bahasa dengan rangkaian lomba literasi
2. Melibatkan
guru Bahasa Indonesia untuk mensukseskan acara ini
G (GALI MIMPI)
Hal positif apa yang diharapkan tumbuh setelah murid
mengikuti kegiatan literasi ini ?
Dengan adanya Kegiatan Literasi ini, murid diharapkan :
1. Memiliki
kemampuan dalam membaca dan menulis
2. Menunjukan
budaya gemar membaca dan menulis
J (JABARKAN RENCANA)
Berapa lama target untuk merencanakan
kegiatan Literasi ini?
Apa Tindakan-tindakan yang mendukung dalam merancang
kegiatan Literasi ini ?
Bagaimana mengukur dan memajukan Langkah ?
Tindakan yang dilakukan :
1. Membuat
capaian realistis dengan membuat time
schedule atau program yang lebih terperinci
2. Membentuk
kepanitiaan dengan cara berkolaborasi dengan rekan guru dalam merencanakan
kegitan literasi sekolah
3. Melakukan
evaluasi dan laporan
A (ATUR EKSEKUSI)
Siapa saja yang akan saya libatkan dan masing-masing
berperan sebagai apa dalam pelaksanaan program literasi ini ?
Kapan usaha merencanakan kegiatan literasi ini mulai
dilakukan ?
Yang dilibatkan dalam pelaksanaan program literasi
ini adalah :
1. Kepala
sekolah sebagai peanggung jawab
2. Walikelas
sebagai pengawas dan pembimbing dikelasnya masing-masing
3. Seluruh
guru khususnya guru Bahasa Indonesia
MELR
Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting (MELR)
adalah strategi yang digunakan untuk memonitoring dan mengevaluasi program
sekolah yang dilaksanakan. MELR ini berfungsi untuk mengetahui kemajuan serta
hambatan atau hal-hal yang tidak diduga yang secara potensial dapat menghambat
jalannya program yang dilaksanakan.
PENERAPAN MELR
1. RENCANA
MONITORING
Pertanyaan kunci evaluasi program
Literasi di SMP AL KAUTSAR
ü Bagaimana
Program Literasi Sekolah ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca
dan menulis?
ü Apa
yang telah dicapai setelah melaksanakan
prpgrm Literasi Sekolah ?
ü Hambatan
apa yang ditemukan pada pelaksanaan program Literasi Sekolah ?
2. FOKUS
MONITORING
Bagaimana Program Gerakan Literasi
Sekolah ini dilaksanakan ?
Pertimbangan pemilihan :
Untuk memastikan program dapat
berjalan dengan lancar baik murid maupun guru yang terkait dapat menjalankan
tugas sesuai dengan program yang dibuat.
Pertanyaan utama Monitoring :
Bagaimana keterlibatan dan sikap
murid dalam menjalankan program Gerakan Literasi sekolah ini ?
3. METODE
PENGOLAHAN DATA
Pertanyaan monitoring :
a. Apakah
setiap murid menjalankan perannya masing-masing dalam mempraktekan yang
dilaksanakan?
b. Bagaimana
kemampuan murid setelah mengikuti program ini?
c. Langkah apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki jika terdapat kelemahan dari program yang dilaksanakan?
Sumber Informasi :
Guru, murid
Metode :
Wawancara, Observasi dan dan Survey
Kapan dan bagaimana:
Sedang berjalan
4. STRATEGI
PENGOLAHAN DATA
Pertanyaan monitoring :
1. Bagaimana
pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah di SMP AL Kautsar ?
2. Apakah
setiap murid dapat mengikuti program dengan baik
3. Apa
yang dicapai dari pelaksanaan program yang telah dilaksanakan ?
Data yang terkumpul :
1. Program
Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan
2. Murid
dapat mengikuti kegiatan program ini
3. Secara
bertahap murid dapat menerapkan kemampuan yang dimiliki dalam hal literasi
Kesimpulan :
Kegiatan akan berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan
Catatan Khusus:
Program Literasi perlu
ditingkatkan dengan melalukan pendampingan khusus bagi siswa yang ingin
mempelajari lebih dalam tentang literasi.
5. PEMBELAJARAN PROGRAM
Faktor-faktor Pendukung pelaksanaan
program :
1. Visi dan Misi yang dipahami oleh
seluruh warga sekolah
2. Kerjasama antar warga sekolah yang
baik
3. sarana penunjang yang dapat
digunakan dengan maksimal
Faktor-faktor penghambat program :
Belum pernah ada Kerjasama dengan narasumber yang terkenal
Pembelajaran :
Seluruh warga sekolah berkomitmen untuk
membudayakan program Gerakan Literasi Sekolah ini sebagai penumbuhan dan
penguatan kemampuan murid dalam berliterasi.
6. PELAPORAN
PROGRAM
GAMBARAN
UMUM PROGRAM :
Program Gerakan Literasi sekolah
adalah salah satu upaya menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam bidang literasi.
Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan terprogram dalam setiap tahunnya dengan
melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini terprogram
dalam rangka ikut menyemarakan buklan Bahasa dimana murid diharapkan punya
kemampuan berliterasi dengan baik. Dalam pelaksanaannya murid antusiasdan
program ini dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diprogramkan.
Deskripsi Pelaksanaan Program :
1.
waktu pelaksanaan program :
Diadakan pada Bulan Oktober
2. Strategi Pelaksanaan Program :
Berbagi peran dan Bersama-sama berkomintmen
ahgar program ini berjalan dengan baik dan
lancar.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat
program :
Faktor pendukung program ini adalah Kerjasama antar warga sekolah yang bak, sedangkan factor penghambat program ini adalah belum dilakukan kerja sama /
mengundang narasumber yang terkenal yang bisa lebih membuat program ini menjadi lebih
semarak.
4. Hasil Pelaksanaan program :
Dalam melaksanakan program, selalu
diadakan evaluasi dan dilaporkan pada selesai kegiatan
dilaksanakan. Berdasarkan partisipasi
dari berbagi pihak sangat lancar, dan
program ini berkesinambungan dan
rutin dilaksanakan yang tentunya akan selalu
ada perbaikan- perbaikan sehingga
program ini semakin tahun dapat terselenggara
dengan lebih baik lagi.
EVALUASI PROGRAM :
Evaluasi program melalui wawancara dan
observasi yang dilakukan demi suksesnya program ini dilaksanakan.
PEMBELAJARAN PROGRAM :
Pembelajaran yang didaat dari
program ini adalah terciptanya kemampuan murid yang berliterasi
dengan baik, sehingga menjadi murid yang unggul seperti yang udah dijabarkan dalam visi sekolah.
PENUTUP
Dalam
perancanaan hingga pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah ini tentunya tidak
terlepa dari Kerjasama berbagai pihakbaik didalam maupun diluar lingkungan
sekolah. Dengan adanya program ini diharapkan para murid semakin lebih bersemangat
lagi untuk membaca dan menulis, dan untuk mengarsip sebagai dokumentasi fisik
akan direncakan terbitnya sebuah buka yang menampung berbagai tulisan baik
dalam penulisan cerpen, puisi maupun pantun dari para murid sebagai benuk
apresiasi kepada mereka karena telah mengikuti program Gerakan Literasi Sekolah
ini dengan baik.
****************
STRATEGI MENGAJAR IPS DI MASA PANDEMI COVID
Oleh
Desy Apriana, S.E., M.Pd.
Menjadi seorang guru di sebuah SMP Swasta di kota Bandar Lampung, dan mengajar para siswa yang duduk di kelas 7 adalah sebuah tantangan tersendiri bagi saya, terlebih lagi saat mengajarkan mata pelajaran IPS di masa Pandemi seperti sekarang ini. Pandemi COVID telah berdampak pada semua lini kehidupan, terlebih lagi dalam dunia pendidikan. Guru yang biasanya berhadapan langsung dengan siswa kini dipaksa untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mengajar secara Daring tidak semudah ketika kita mengajar secara tatap muka. Hal inilah yang menjadi sebuah tantangan besar bagi saya untuk dapat tetap melaksanakan pembelajaran dengan baik bagi siswa di masa Pandemi COVID seperti sekarang ini.
Saat 3 bulan permulaan belajar Daring, permasalahan besar dalam pembelajaran IPS itu muncul. Siswa menjadi kurang bersemangat dan jenuh, mereka terrlihat duduk terpaksa di depan perangkat HP atau lapatopnya masing-masing dengan penuh rasa gelisah. Anak-anak menjadi kurang antusias dan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran yang saya sampaikan secara virtual. Hal ini lah yang membuat prestasi akademik mereka di pelajaran IPS menjadi rendah. Setiap selesai diadakan kegiatan penilaian, mereka banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM sehingga akhirnya dilakukan remedial untuk para siswa tersebut. Hal ini lah yang membuat saya harus berpikir keras mencari jalan bagaimana cara untuk memperbaiki pembelajaran bagi para siswa saya agar hal ini tidak berlarut-larut terjadi dalam pembelajaran IPS.
Di bulan ke lima saya melakukan langkah berbeda. Saya bertekad mencari jalan agar dalam kegiatan pembelajaran IPS secara daring siswa menjadi lebih antusias, dan lebih mudah menerima pelajaran. Saya harus segera mencari gagasan baru dan melaksanakannya agar pembelajaran IPS secara Daring ini terlaksana efektif dan menyenangkan. Saya mencoba mengajar secara inovatif yaitu dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, saya mulai membuat video pembelajaran sendiri yang selanjutnya video tersebut bisa diakses, dilihat dan dinikmati oleh para siswa saya kapan saja dan dimana saja, karena saya melihat mereka butuh pembelajaran yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan dalam mencari sumber belajar. Saya semakin memperdalam ilmu dalam produksi video sehingga bisa menghasilkan video yang layak dan baik untuk dijadikan bahan sumber belajar.
Apresiasi para siswapun menunjukan hal positif saat saya menyampaikan pembelajaran melalu cara yang berbeda yaitu video. Menjadi sebuah kebanggaan sendiri bagi mereka apabila melihat video hasil buatan gurunya sendiri terlebih lagi apabila divideo itu memunculkan nama sekolah dan menampilkan lingkungan sekolah tempat mereka menimba ilmu. Selain itu saya pun mendalami lagi tentang penggunaan teknologi dalam mengajar Daring, dengan mengikuti pelatihan guru belajar.id yang di laksanakan oleh kementrian Pendidikan, saya mendapatkan ilmu yang bisa saya terapkan dalam melaksanakan pembelajaran Daring sehingga menjadi pembelajaran yang berbasis teknologi.
Tidak berhenti disitu saja, saya mulai mengonsep dan melaksanakan pembelajaran yang interaktif. Kalau biasanya pembelajaran dilakukan hanya dengan metode ceramah yang tentu saja metode ini menimbulkan kejenuhan bagi siswa, kini sayapun sudah terbiasa melibatkan seluruh siswa untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran Daring yang saya lakukan. Saya mulai bervariasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara pembelajaran disksusi kelompok secara virtual dengan mengoptimalkan aplikasi pada sebuah platform Zoom maupun Google meet. Di Luar dugaan, para siswapun bisa melakukan pembelajaran dengan metode diskusi tersebut dengan baik sesuai arahan saya, mereka semuanya menjadi aktif, terlibat langsung dan bersemangat untuk dapat menampilkan hasil diskusi dengan baik pada saat presentasi hasil kelompok. Dan ternyata para siswa saya dapat menyajikan presentasi dengan sangat baik dan hal ini lah yang membuat proses pembelajaran dikelas saya menjadi lebih menarik dan bermakna. Pembelajaran IPS kini sudah jauh lebih menyenangkan sehingga waktupun berjalan tanpa terasa. Selanjutnya, setelah para siswa menyampaikan hasil diskusinya, saya memberikan kesempatan untuk masing-masing kelompok menyetorkan hasil diskusi kelompoknya dalam bentuk video, tiktok, poster digital, PPT ataupun tulisan lainnya sesuai kemampuan kelompok masing-masing. Hal ini ditanggapi positif oleh para siswa saya terbukti saat pengumpulan tugas masing masing kelompok meyetorkan hasil diskusinya dengan cara-cara yang berbeda.
Untuk menjadikan pembelajaran saya menjadi pembelajaran yang menyenangkan, sayapun mulai memasukan kegiatan Ice Breaking untuk memusatkan pikiran para siswa saya dalam belajar. Ice Breaking atau bermain tebak-tebakan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa saya, dengan menggunakan kolom chat dalam aplikasi Googgle Meet menjadi wadah mereka untuk menjawab pertanyaan yang saya lontarkan, ataupun menjawab langsung setelah menekan tombol rise a hand, membuat seluruh siswa saya terlibat dan terfokus dengan apa yang saya sampaikan. Hal sekecil apapun yang mereka lakukan saya apresiasi, hal ini lah yang menjadikan siswa saya menjadi menikmati setiap proses pembelajaran yang ada. Sejatinya para siswa yang merupakan anak-anak kehidupannya adalah bermain, itulah yang membuat saya di setiap pembelajaran selalu menyelipkan permainan permainan yang tentunya di sesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari.
Proses tidak pernah menghiyanati hasil, kini dengan semua perubahan yang saya lakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran IPS, para siswa kini menjadi lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Mereka menjadi lebih bersemangat dan menikmati jalannya proses pembelajaran IPS ini. Hal positif lainnya adalah berkenaan dengan prestasi akademik, kini nilai mereka semakin baik terbukti jumlah remedial semakin berkurang pada kegiatan penilaian pembelajaran dan beberapa siswa berhasil mencapai nilai-nilai tinggi yang belum pernah diraih sebelumnya. Satu hal penting yang saya lakukan di setiap akhir pembelajaran adalah refleksi yang saya lakukan bersama para siswa, dan terkadang sayapun bertanya apakah mereka menikmati kegiatan belajar yang saya berikan. Hal ini adalah cara saya untuk selalu berkomitmen memberikan pembelajaran yang baik untuk mereka disetiap pembelajaran. Para siswa tidak sungkan menuliskan tentang perasaanya di kolom chat Meeting bahwa mereka enjoy dan menuliskan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan menyenangkan. Inilah yang menjadi sebuah kebanggaan bagi saya, walau yang saya rasakan berkaitan dengan yang sudah saya lakukan ini masih jauh dari kata sempurna. Hal terpenting bagi saya adalah saya dapat merubah mindset para siswa bahwa belajar IPS secara Daring sangat menjemukan dan membosankan. Tantangan bagai saya untuk selalu evaluasi dan melakukan perbaikan agar pembelajaran semakin hari bertambah lebih baik lagi.
Dari perjalanan kisah yang saya alami diatas, pentingnya sebuah perubahan, bahwa seorang guru harus mampu menjawab tantangan zaman dan dapat mengajar sesuai kondisi yang ada. Walau telah menjadi guru, jangan pernah berhenti belajar, telebih lagi untuk mempelajari teknologi. Hal ini terjawab oleh saya, di tengah-tengah perjalanan saya meniti karir dimasa pandemi ini, saya diberi kesempatan untuk meningkatkan lagi kemampuan dan kualitas saya dalam mengajar dengan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama 9 bulan, buah hasil dari terpilihnya saya mengikuti seleksi yang cukup berat yang telah saya lalui selama lebih kurang 2 bulan. Mejadi guru adalah tantangan, memberikan yang terbaik untuk para siswa adalah sebuah keharusan. Di abad ke 21 ini para guru menghadapi para siswa milineal, yang ditangannya ada teknologi. Sehingga suka tidak suka, mau tidak mau para gurupun harus melek teknologi agar tidak tertinggal dan kalah pintar dari para siswanya. Memang seorang guru tidak dapat digantikan keberadaannya oleh teknologi tetapi ketika guru dalam mengajar memegang teknologi maka hasilnya adalah trasnspormasi besar dalam bidang pendidikan yang tentunya akan membawa peradaban yang lebih baik lagi.
TUGAS MODUL 2.1.a.10
AKSI NYATA – MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
1. Latar Belakang
Pembelajaran berdiferensi adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap
murid ( Tomlinson 2000). Pada proses pembelajaran berdiferensiasi ini lebih
menekankan pada kebutuhan individu, dimana kita tahu bahwa murid pada
kenyataannya merupakan pribadi yang unik dan mempunyai ciri khas masing-masing.
Anak yang terlahir dengan kondrat alam dan zamannya yang membutuhkan seorang
guru yang dapat menuntun lakunya bukan kodratnya.
Melihat kondisi ini guru harus lebih memperhatikan kebutuhan belajar karena telah meyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran tersebut guru memetakan dulu kebutuhan belajar murid dengan menerapkan 3 aspek penting, yaitu belajar murid, minat murid dan profil belajar murid.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
3. Tolak Ukur
Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :
4. Linimasa Tindakan yang
akan dilakukan
Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
5. Dukungan yang dibutuhkan
Untuk melancarkan
pelaksanaan tindakan aksi nyata yang
telah disusun, tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun
dukungan yang diperlukan yaitu dukungan dari :
6. Pembelajaran yang
didapatkan
Faktor Pendukung (Keberhasilan) :
Faktor penghambat
(kegagalan) :
7. Rencana perbaikan untuk
pelaksanaan di masa mendatang
TUGAS
2.1.a.9 KONEKSI
ANTAR MATERI
OLEH :
DESY APRIANA
CGP ANGKATAN 2
BANDAR LAMPUNG
1.a. KESIMPULAN
TENTANG PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid ( Tomlinson 2000). Pada proses pembelajaran berdiferensiasi ini lebih menekankan pada kebutuhan individu, dimana kita tahu bahwa murid pada kenyataannya merupakan pribadi yang unik dan mempunyai ciri khas masing-masing. Anak yang terlahir dengan kondrat alam dan zamannya yang membutuhkan seorang guru yang dapat menuntun lakunya bukan kodratnya. Melihat kondisi ini guru harus lebih memperhatikan kebutuhan belajar karena telah meyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran tersebut guru memetakan dulu kebutuhan belajar murid dengan menerapkan 3 aspek penting, yaitu belajar murid, minat murid dan profil belajar murid
Pada pelaksanaan
awal guru menyusun terlebih dahulu sebuah RPP berdifernsiasi, dengan memetakan
dan mengkatagorikan dahulu kondisi siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat
dan profil belajarnya. Guru bisa membuatnya dalam sebuah table tentang pemetaan
yang dilakukan seperti table dibawah ini :
Setelah melakukan pemetaan diatas, selanjutnya adalah menyusun RPP berdiferensiasi.
2. BAGAIMANA PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI
DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID DAN MEMBANTU MENCAPAI HASIL BELAJAR YANG
OPTIMAL ?
Pembelajaran berdiferensi dilakukan dengan tujuan memberikan
pembelajaran sesuai dengan kondisi murid dengan memperhatikan minat dan bakat. Pembelajaran
dilakukan yang melihat kondisi murid akan lebih memudahkan guru untuk
memperikan pembelajaran sesuai kesiapan belajar murid, minat, dan profil
belajar murid. Dengan begitu tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai.
3. KESIMPULAN TENTANG PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus melaksanakannya dengan melihat kondisi murid yang penuh keberagaman. Pada saat menerima pembelajaran, murid dengan segala kelebihan dan kekurangannya haruslah di sesuaikan bagaimana cara pemberian pelaksanaaan pembelajaran. Pembelajaran akan lebih menyenangkan siswa apabila guru melaksanakannya sesuai dengan minat dan bakat murid. Dalam proses pembelajaran, murid ada yang lambat, sedang dan cepat dalam menerima pembelajaran, begitu juga ada murid yang mempunyai gaya belajar yang berbeda pula yaitu visual, audio dan kinestetik. Semua kondisi itu harus diperhatikan oleh guru dan harus bisa diakomodir dalam proses pembelajaran.
Guru yang memahami mengajar dengan kebutuhan murid akan mencari setiap kesempatan untuk mengenal murid dengan lebih baik lagi. Dengan melihat percakapan individu, diskusi kelas, pekerjaan murid dan observasi adalah cara untuk terus mendapatkan wawasan tentang apa yang paling berhasil untuk setiap muridnya. Pembelajaran berdiferensiasi penting dilakukan dalam rangka mewujudkan visi yang berpihak pada murid guna mewujudkan profil pelajar Pancasila yang merdeka belajar.
TUGAS MODUL 1.4.a.10.2
AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF - FORUM BERBAGI AKSI NYATA
Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata
1. Latar Belakang
Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagaiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Agar dapat menuntun kodrat anak, maka seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai dan menjalankan perannya sebagai guru penggerak.
Guru Penggerak dalam menjalankan tugasnya, setelah memahami Filosofi KHD, kemudian mengetahui nilai -nilai dan peran guru penggerak, maka selanjutnya seorang guru penggerak harus memiliki sebuah visi guru penggerak, dengan cara pemetaan kekuatan pencapaian visi, dengan cara melakukan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan model BAGJA. Inkuiri Apresiatif, dikenal dengan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dimulai mengidentifikasi hal baik apa yang ada di sekolah, bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik lagi. Hal-hal ini dilakukan dengan menerapkan BAGJA yang terdiri dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi.
Selanjutnya, seorang guru penggerak harus menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif disekolah yang berpihak pada murid. Budaya positif adalah kebiasaan yang harus dilakukan secara terus menerus agar menjadi karakter. Guru harus menyiapkan murid dimasa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi juga berdampak pada masyarakat. Karakter yang diharapkan adalah yang mengacu pada profil pelajar Pancasila yaitu pelajar Indonesia yang sepanjang hayatnya memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang terbangun utuh melalui ke-6 dimensi pembentuknya. Salah satu contoh penerapan budaya positif adalah membuat kesepakatan kelas. Dalam Menyusun kesepakatan kelas ini guru bertanya kepada muri tentang kelas impian dan harapannya tentang kelas impian para murid. Hal ini dilakukan untuk mendorong motivasi intrinsik pada diri murid dalam pembentukan karakter positif.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan karakter murid melalui budaya positif
2. Menumbuhkan sikap tanggungjawab pada diri murid atas inspirasi ide dalam kesepakatan kelas
3. Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada murid
4. Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain
3. Tolak Ukur
Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :
1. Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik
2. Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada kegiatan pembelajaran
3. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid
4. Dokumentasi proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas
4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Berkoordinasi dengan walikelas dan murid terkait pelaksanaan aksi nyata
2. Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata
3. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Melakukan kesepakatan kelas bersama murid
5. Menyusun kesepakatan kelas berdasarkan ide dan masukan para murid
6. Menyampaikan kembali kesepakatan kelas apakah sudah sesuai dengan keinginan dan harapan mereka
7. Kesepakatan kelas yang sudah disetujui dibuat dalam bentuk poster dan di di share dalam group whatsapp.
5. Dukungan yang dibutuhkan
Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan aksi nyata yang telah disusun, tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan yaitu dukungan dari :
1. Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan program yang terstruktur dan sistematis
2. Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif
3. Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal pembentukan karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.
6. Pembelajaran yang didapatkan
Faktor Pendukung (keberhasilan) :
1. Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid
2. Usulan ide dan harapan murid dapat tersalurkan
3. Harapan tentang kelas impian oleh murid
Faktor penghambat (kegagalan)
1. Perbedaan karakteristik murid yang beragam
2. Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses dan waktu
7. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
1. Pembuatan kesepakatan kelas harus di laksanakan di setiap kelas
2. Kesepakatan kelas yang telah dibuat selain ditempel di kelas, perlu juga dicetak dan dilampirkan dalam buku Raport, dengan tujuan meningkatkan komunikasi orangtua dengan pihak sekolah
3. Lingkungan dan elemen sekolah bersinergi bersama-sama konsisten dalam melaksanakan budaya positif.
Bandar Lampung, 3 Juli 2021
Desy Apriana, CGP Angkatan 2 Bandar Lampung
3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya oleh : Desy Apriana, S.E., M.Pd SMP Al Kautsar Bandar Lampung CGP Angkatan 2...