Senin, 30 Agustus 2021

STRATEGI MENGAJAR IPS DI MASA PANDEMI COVID

STRATEGI MENGAJAR IPS DI MASA PANDEMI COVID

Oleh  

Desy Apriana, S.E., M.Pd.

Menjadi seorang guru di sebuah SMP Swasta di kota Bandar Lampung, dan mengajar para siswa yang duduk di kelas 7 adalah  sebuah  tantangan tersendiri bagi saya, terlebih lagi saat mengajarkan mata pelajaran IPS di masa Pandemi seperti sekarang ini. Pandemi COVID telah berdampak pada semua lini kehidupan, terlebih lagi dalam dunia pendidikan. Guru yang biasanya berhadapan langsung dengan siswa kini dipaksa untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mengajar secara Daring tidak semudah ketika kita mengajar secara tatap muka. Hal inilah yang menjadi sebuah tantangan besar bagi saya untuk dapat tetap melaksanakan pembelajaran dengan baik bagi siswa di masa Pandemi COVID seperti sekarang ini.

Saat 3 bulan permulaan belajar Daring, permasalahan besar dalam pembelajaran IPS itu muncul. Siswa menjadi kurang bersemangat dan jenuh, mereka terrlihat duduk terpaksa di depan perangkat HP atau lapatopnya masing-masing dengan penuh rasa gelisah. Anak-anak menjadi kurang antusias dan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran yang saya sampaikan secara virtual. Hal ini lah yang membuat prestasi akademik mereka di pelajaran IPS menjadi rendah. Setiap selesai diadakan kegiatan penilaian, mereka banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM sehingga akhirnya dilakukan remedial untuk para siswa tersebut. Hal ini lah yang membuat saya harus berpikir keras mencari jalan bagaimana cara untuk memperbaiki pembelajaran bagi para siswa saya agar hal ini tidak berlarut-larut terjadi dalam pembelajaran IPS.

Di bulan ke lima saya melakukan langkah berbeda. Saya bertekad mencari jalan agar dalam kegiatan pembelajaran IPS secara daring siswa menjadi lebih antusias, dan lebih mudah menerima pelajaran. Saya harus segera mencari gagasan baru dan melaksanakannya agar pembelajaran IPS secara Daring ini terlaksana efektif dan menyenangkan. Saya mencoba mengajar secara inovatif yaitu dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, saya mulai membuat video pembelajaran sendiri yang selanjutnya video tersebut bisa diakses, dilihat dan  dinikmati oleh para siswa saya kapan saja dan dimana saja, karena saya melihat mereka butuh pembelajaran yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan dalam mencari sumber belajar. Saya semakin memperdalam ilmu dalam produksi video sehingga bisa menghasilkan video yang layak dan baik untuk dijadikan bahan sumber belajar.

Apresiasi para siswapun menunjukan hal positif saat saya menyampaikan pembelajaran melalu cara yang berbeda yaitu video. Menjadi sebuah kebanggaan sendiri bagi mereka apabila melihat video hasil buatan gurunya sendiri terlebih lagi apabila divideo itu memunculkan nama sekolah dan menampilkan lingkungan sekolah tempat mereka menimba ilmu. Selain itu saya pun mendalami lagi tentang penggunaan teknologi dalam mengajar Daring, dengan mengikuti pelatihan guru belajar.id yang di laksanakan oleh kementrian Pendidikan, saya mendapatkan ilmu yang bisa saya terapkan dalam melaksanakan pembelajaran Daring sehingga menjadi pembelajaran yang berbasis teknologi.

Tidak berhenti disitu saja, saya mulai  mengonsep dan melaksanakan pembelajaran yang interaktif. Kalau biasanya pembelajaran dilakukan hanya dengan metode ceramah yang tentu saja metode ini menimbulkan kejenuhan bagi siswa, kini sayapun sudah terbiasa melibatkan seluruh siswa untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran Daring yang saya lakukan. Saya mulai bervariasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara  pembelajaran disksusi kelompok secara virtual dengan mengoptimalkan aplikasi pada sebuah platform Zoom maupun Google meet. Di Luar dugaan, para siswapun bisa melakukan pembelajaran dengan metode diskusi tersebut dengan baik sesuai arahan saya, mereka semuanya menjadi aktif, terlibat langsung dan bersemangat untuk dapat menampilkan hasil diskusi dengan baik pada saat presentasi hasil kelompok. Dan ternyata para siswa saya dapat menyajikan presentasi dengan sangat baik dan hal ini lah yang membuat proses pembelajaran dikelas saya menjadi lebih menarik dan bermakna. Pembelajaran IPS kini sudah jauh lebih menyenangkan sehingga waktupun berjalan tanpa terasa. Selanjutnya, setelah para siswa menyampaikan hasil diskusinya, saya memberikan kesempatan untuk masing-masing kelompok menyetorkan hasil diskusi kelompoknya dalam bentuk video, tiktok, poster digital, PPT ataupun tulisan lainnya sesuai kemampuan kelompok masing-masing. Hal ini ditanggapi positif oleh para siswa saya terbukti saat pengumpulan tugas masing masing kelompok meyetorkan hasil diskusinya dengan cara-cara yang berbeda.

Untuk menjadikan pembelajaran saya menjadi pembelajaran yang menyenangkan, sayapun mulai memasukan  kegiatan Ice Breaking untuk memusatkan pikiran para siswa saya dalam belajar. Ice Breaking atau bermain tebak-tebakan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa saya, dengan menggunakan kolom chat dalam aplikasi Googgle Meet menjadi wadah mereka untuk menjawab pertanyaan yang saya lontarkan, ataupun menjawab langsung setelah menekan tombol rise a hand, membuat seluruh siswa saya terlibat dan terfokus dengan apa yang saya sampaikan. Hal sekecil apapun yang mereka lakukan saya apresiasi, hal ini lah yang menjadikan siswa saya menjadi menikmati setiap proses pembelajaran yang ada. Sejatinya para siswa yang merupakan anak-anak kehidupannya adalah bermain, itulah yang membuat saya di setiap pembelajaran selalu menyelipkan permainan permainan yang tentunya di sesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari.

Proses tidak pernah menghiyanati hasil, kini dengan semua perubahan yang saya lakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran IPS, para siswa kini  menjadi lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.  Mereka menjadi lebih bersemangat dan menikmati jalannya proses pembelajaran IPS ini. Hal positif lainnya adalah berkenaan dengan prestasi akademik, kini nilai mereka semakin baik terbukti jumlah remedial semakin berkurang pada kegiatan penilaian pembelajaran dan beberapa siswa berhasil mencapai nilai-nilai tinggi yang belum pernah diraih sebelumnya. Satu hal penting yang saya lakukan di setiap akhir pembelajaran adalah refleksi yang saya lakukan bersama para siswa, dan  terkadang sayapun bertanya apakah mereka menikmati kegiatan belajar yang saya berikan. Hal ini adalah cara saya untuk selalu berkomitmen memberikan pembelajaran yang baik untuk mereka disetiap pembelajaran. Para siswa tidak sungkan menuliskan tentang perasaanya di kolom chat Meeting bahwa mereka enjoy dan menuliskan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan menyenangkan. Inilah yang menjadi sebuah kebanggaan bagi saya, walau yang saya rasakan berkaitan dengan yang sudah saya lakukan ini masih jauh dari kata sempurna. Hal terpenting bagi saya adalah saya dapat merubah mindset para siswa bahwa belajar IPS secara Daring sangat menjemukan dan membosankan. Tantangan bagai saya untuk selalu evaluasi dan melakukan perbaikan agar pembelajaran semakin hari bertambah lebih baik lagi.

Dari perjalanan kisah yang saya alami diatas, pentingnya sebuah perubahan, bahwa seorang guru harus mampu menjawab tantangan zaman dan dapat mengajar sesuai kondisi yang ada. Walau telah menjadi guru, jangan pernah berhenti belajar, telebih lagi untuk mempelajari teknologi. Hal ini terjawab oleh saya, di tengah-tengah perjalanan saya meniti karir dimasa pandemi ini, saya diberi kesempatan untuk meningkatkan lagi kemampuan dan kualitas saya dalam mengajar dengan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama 9 bulan, buah hasil dari terpilihnya saya mengikuti seleksi yang cukup berat yang telah saya lalui selama lebih kurang 2 bulan. Mejadi guru adalah tantangan, memberikan yang terbaik untuk para siswa adalah sebuah keharusan. Di abad ke 21 ini para guru menghadapi para siswa milineal, yang ditangannya ada teknologi. Sehingga suka tidak suka, mau tidak mau para gurupun harus melek teknologi agar tidak tertinggal dan kalah pintar dari para siswanya. Memang seorang guru tidak dapat digantikan keberadaannya oleh teknologi tetapi ketika guru dalam mengajar memegang teknologi maka hasilnya adalah trasnspormasi besar dalam bidang pendidikan yang tentunya akan membawa peradaban yang lebih baik lagi.  

Selasa, 03 Agustus 2021

AKSI NYATA – MODUL 2.1

TUGAS MODUL 2.1.a.10

AKSI NYATA – MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 1. Latar Belakang

Pembelajaran berdiferensi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid ( Tomlinson 2000). Pada proses pembelajaran berdiferensiasi ini lebih menekankan pada kebutuhan individu, dimana kita tahu bahwa murid pada kenyataannya merupakan pribadi yang unik dan mempunyai ciri khas masing-masing. Anak yang terlahir dengan kondrat alam dan zamannya yang membutuhkan seorang guru yang dapat menuntun lakunya bukan kodratnya.

Melihat kondisi ini guru harus lebih memperhatikan kebutuhan belajar karena telah meyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda  dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran tersebut guru memetakan dulu kebutuhan belajar murid dengan menerapkan 3 aspek penting, yaitu belajar murid, minat murid dan profil belajar murid.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

  1.  pendataan kebutuhan belajar murid
  2.  mengembangkan pembelajaran dengan pembelajaran berdiferensi
  3.  Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada murid
  4. Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain

3. Tolak Ukur

Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :

  • Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan pembelajaran berdiferensi
  • Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada saat kegiatan pembelajaran
  • Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid
  • Dokumentasi RPP Pembelajaran berdiferensiasi

4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan

Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

  • Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata, dengan menyusun terlebih dahulu sebuah RPP berdifernsiasi
  • memetakan dan mengkatagorikan dahulu kondisi siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya
  •  Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
  • Melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai RPP yang sudah dibuat
  • Refleksi kegiatan pembelajaran berdiferensiasi

5. Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan  tindakan aksi nyata yang telah disusun, tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan yaitu dukungan dari :

  •  Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan program yang terstruktur dan sistematis
  • Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif
  • Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal pembentukan karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. 

6. Pembelajaran yang didapatkan

Faktor Pendukung (Keberhasilan) :

  •  Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid
  •  Usulan ide  murid dapat tersalurkan
  • Harapan tentang pembelajaran yang berpihak pada murid 

Faktor penghambat (kegagalan) :

  •  Perbedaan karakteristik murid yang beragam
  • Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses dan waktu

7. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

  • 1.     Pembuatan RPP berdiferensiasi di setiap materi pembelajaran
  • 2.     Hasil produk morid telah dibuat  ditempel di kelas, perlu juga didokumentasi dan di posting  pada media sosial, dengan tujuan meneumbuhkan rasa kepercayaan diri yang tinggi pada murid


















3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya oleh : Desy Apriana, S.E., M.Pd SMP Al Kautsar Bandar Lampung CGP Angkatan 2...